Geo Dipa

Geo Dipa Didorong Pasok Gas Murah untuk Kawasan Industri Strategis

Geo Dipa Didorong Pasok Gas Murah untuk Kawasan Industri Strategis
Geo Dipa Didorong Pasok Gas Murah untuk Kawasan Industri Strategis

JAKARTA - Pemerintah tengah meninjau opsi baru dalam penyediaan energi untuk sektor industri. 

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa PT Geo Dipa Energi (Persero) dapat menjadi alternatif pemasok gas dengan harga lebih kompetitif dibandingkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Langkah ini muncul sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi energi bagi kawasan industri sekaligus menjaga harga gas tetap terjangkau.

Purbaya menekankan bahwa harga gas yang ditawarkan Geo Dipa relatif lebih rendah dibandingkan PGAS. "Rata-rata lumayan lah di Geo Dipa harganya ternyata lebih murah daripada dari gasnya Pertamina [PGN]. Jadi kita lihat, oh ternyata seperti itu," ujarnya.

Geo Dipa Mampu Menjual Gas Secara Kompetitif

Kunjungan Purbaya ke Geo Dipa menunjukkan bahwa perusahaan yang bergerak di energi panas bumi ini mampu menawarkan harga gas komersial sebesar US$8 per MMBtu. Angka ini dinilai lebih rendah dibandingkan harga gas yang ditetapkan oleh PGAS untuk segmen industri. "Jadi kita lihat ternyata bisa seperti itu. Mereka bisa jual di US$8, yang sana lebih tinggi," tambahnya.

Kesempatan ini membuka kemungkinan Geo Dipa diperluas kapasitasnya untuk langsung memasok gas ke pusat-pusat kawasan industri. Purbaya menyebut pihaknya tengah meninjau skema penyaluran gas agar lebih efisien dan menguntungkan bagi industri nasional. "Saya lagi mikir apakah Geo Dipa, itu bisa saya perbesar. Saya tarik gasnya untuk langsung men-supply satu pusat kawasan industri gitu, jadi sedang menjajaki semua," jelasnya.

Geo Dipa dan Potensi Energi Panas Bumi

Geo Dipa merupakan perusahaan strategis yang berada di bawah pengawasan Kementerian Keuangan dan fokus pada pemanfaatan energi panas bumi. Saat ini, perusahaan mengelola dua PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), yakni PLTP Patuha di Jawa Barat dan PLTP Dieng di Jawa Tengah, masing-masing dengan kapasitas sekitar 60 MegaWatt (MW).

Sebagai entitas BUMN, Geo Dipa berperan dalam diversifikasi sumber energi domestik sekaligus mendukung pemanfaatan energi terbarukan. Kemampuannya menawarkan harga gas lebih kompetitif dibandingkan PGAS membuka peluang untuk memperluas pasokan gas ke sektor industri, terutama bagi kawasan industri strategis yang membutuhkan energi stabil dan terjangkau.

PGAS sebagai Pemasok Gas Dominan Nasional

Di sisi lain, PGN (PGAS) merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di seluruh lini bisnis migas, mulai dari hulu, midstream, hingga hilir. Perusahaan ini mengoperasikan jaringan pipa gas bumi terpanjang di Indonesia, lebih dari 10.000 kilometer, mencakup sekitar 96% jaringan pipa gas nasional.

Portofolio hulu PGAS meliputi 11 blok minyak dan gas di dalam negeri, serta satu aset shale gas di Houston, Amerika Serikat. Untuk mendukung distribusi gas, PGAS memiliki dua FSRU (Floating Storage Regasification Unit) di Lampung dan Jawa Barat, serta fasilitas regasifikasi darat di Arun. Melalui entitas downstream, PGAS melayani lebih dari 2.000 pelanggan industri dan komersial di berbagai wilayah.

Pertimbangan Pemerintah untuk Efisiensi Energi Industri

Inisiatif pemerintah untuk melibatkan Geo Dipa dalam penyediaan gas industri muncul dari kebutuhan menjaga harga energi tetap kompetitif. Gas merupakan salah satu input utama bagi banyak sektor industri, dan fluktuasi harga dapat berdampak pada biaya produksi. Dengan alternatif pemasok yang menawarkan harga lebih rendah, pemerintah berharap dapat mengurangi beban biaya energi bagi pelaku industri sekaligus meningkatkan daya saing produk nasional.

Selain itu, pemanfaatan Geo Dipa juga sejalan dengan kebijakan energi nasional yang mendorong penggunaan sumber energi terbarukan, dalam hal ini panas bumi. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mendukung target pengurangan emisi karbon.

Masa Depan Pasokan Gas untuk Kawasan Industri

Rencana ini masih dalam tahap kajian dan evaluasi, termasuk potensi penyesuaian infrastruktur distribusi agar gas Geo Dipa bisa mengalir langsung ke pusat kawasan industri. Dengan langkah ini, pemerintah berupaya menciptakan pasar gas yang lebih kompetitif dan adil, sehingga tidak hanya PGAS yang mendominasi pasokan energi industri.

Langkah strategis ini dipandang sebagai peluang bagi industri nasional untuk mendapatkan pasokan gas dengan harga lebih rendah, stabil, dan dapat diprediksi. Apabila terealisasi, kerja sama dengan Geo Dipa dapat menjadi model baru dalam penyediaan energi industri yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dengan demikian, pemerintah membuka peluang bagi transformasi sektor energi domestik, mendorong energi terbarukan, dan memberikan pilihan pasokan gas yang lebih ekonomis bagi kawasan industri. Ke depan, keputusan akhir mengenai pengembangan kapasitas Geo Dipa untuk memasok gas industri akan menjadi salah satu indikator penting dalam strategi energi nasional Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index